Selasa, 16 November 2010
U.F.O (Unidentified Flying Objeck)
Benda Terbang Aneh (disingkat BETA; identik dengan makna dari istilah bahasa Inggris: Unidentified Flying Object disingkat UFO) atau sering kali disebut sebagai benda terbang tak dikenal adalah istilah yang digunakan untuk seluruh fenomena penampakan benda terbang yang tidak bisa diidentikasikan oleh pengamat dan tetap tidak teridentifikasi walaupun telah diselidiki. Istilah BETA diperkenalkan oleh Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) era 1960-an RJ Salatun untuk fenomena ini [1]. Istilah lain yang digunakan adalah "piring terbang" (bahasa Inggris: flying saucer) dan pertama kali digunakan wartawan untuk menggambarkan benda terbang misterius yang dilihat oleh Kenneth Arnold, yaitu sembilan obyek terbang aneh dalam suatu formasi di atas gunung Rainier, pegunungan Cascade, Washington.[2] Peristiwa itu terjadi pada tanggal 24 Juni 1947. Sejak saat itu, istilah “Piring Terbang” mempengaruhi imajinasi banyak orang. Istilah lain yang juga sempat diperkenalkan adalah BETEBEDI (Benda Terbang Belum Dikenal) yang dikemukakan oleh seorang akuntan publik dari Bandung yang bernama C.M. Tanadi yang pada tahun 80-an banyak menerbitkan buku terjemahan tentang fenomena ini dan majalah yang bernama Betebedi.
Penggunaan istilah "UFO" sebagai penampakan fenomena misterius pertama kali disarankan pada tahun 1952 oleh Kapten Edward J. Ruppelt, pemimpin pertama Proyek Buku Biru. Penggunaan istilah "Piring Terbang" tidak mencerminkan penampakan yang berbeda-beda. Ruppelt mengatakan bahwa istilah "UFO" mesti dilafalkan seperti kata "you-foe" (kau musuh). Bagaimana pun juga, istilah tersebut biasanya dilafalkan dengan menyebut hurufnya satu persatu: "U. F. O.". Istilah asing ini dengan cepat diadaptasi oleh Angkatan Udara, yang juga langsung menggunakan istilah "UFOB" sekitar tahun 1954. Ruppelt menceritakan pengalamannya dengan Proyek Buku Biru dalam catatannya, "The Report on Unidentified Flying Objects" (laporan mengenai objek terbang tak dikenal) (1956), juga merupakan buku pertama yang menggunakan istilah UFO.
Jumat, 16 Juli 2010
Luigi Colani - Translating Nature
Colani and Ross Lovegrove argue over how best to redesign Colani's classic 1968 catilevered Ply-COR plastic chair during a talk at the Design Museum last week. Click for larger images
'Yellow egg' city car (2006)
Streamlined bulk tanker truck (2002)
Construction of Colani Supertruck (2005)
Coal-dust powered locomotive (1979)
Photos: Brett Patterson, Colani Design Germany
Colani has some strong views on the mainstream automotive industry: "Amongst today's car industry management there is not one that understands the real problems". Colani believes the whole emphasis on new vehicle development is wrong: "We have hundreds of electric motors to do jobs normally done by human hands. Car design should not be about the small details. It should be about the bigger picture... Cars should be "simpler, less features, streamlined, lightly built." He uses a slogan (in German): "langsam, leise, lustig, liecht" - meaning slow, quiet, spirited, light. Colani believes the mainstream manufacturers are all missing the point, "to build cars to go from A to B with a smile... to give answers to problems of our time".
1968 catilevered Ply-COR plastic chair
Luigi Colani in signature white attire
VTOL (vertical take off and landing) BAE Hawker Siddley Harrier study (1977)
Undersea oil-tanker
Colani Ferrari Testa d'Oro (1989)
We asked Colani if he considered himself to be a designer or an artist. He answers: "I'm not a designer, I'm a 3D philosopher".
Colani sketches a crankshaft from a Jaguar racecar, showing how he modified it with smoothly shaped counterweights to reduce drag within the crankcase. The car went on to win LeMans. Colani explains that he "looks at, and works with the philosophy of the machine", and is often involved in areas some would consider the realm of the engineer, but which really come within the realm of '3D philosophy' and a broader view of the role of the designer. "We need a new generation of thinkers - philosophers," says Colani. He is currently assisting in the development of a new BMW aircraft engine for a Russian commercial airliner.
30 years ago Colani built the first streamlined trucks, during periods of 'fahrverbot' (driving bans) in Germany. The trucks achieved a 25% reduction in fuel usage. In the Shell marathon "we covered 1800km with 1 liter of fuel". Colani is the world record holder since 1991 with a four-seater using 1.7 liters/100km of gasoline.
Colani is currently working on new truck with Siemens, aiming for a 50% reduction in fuel consumption. His prototype build facility in Karlsruhe, Germany, employs between 5 and 30 people depending on the projects underway. Colani lives in a baroque castle in Harkotten.
He is currently on a global publicity trip. He explains that if Europe doesn't react positively to his proposals following this trip, then he will be going ahead with projects in Shanghai, where the Chinese government has offered space and support. Colani has lived in Shanghai for 10 years, and is Professor of transport Design at Tsinghua University.
Commenting on design in China: "Chinese designers will only need 3-4 years more to catch up to world standards". His message to China, as it was for Japan, "Don't copy European influences". Colani believes that China will fast become the most advanced in ecological solutions "because they will have no other choice".
Colani is currently doing research for Air China, for a flying wing airliner. China needs high-capacity passenger aircraft: "There are 12 747's flying in each direction between Shanghai and Beijing every day". A flying wing has 5 times the capacity of a conventional aircraft.
He explains he is looking for "capital to sell his life's work, to stay in Europe, and to found a 'club of Europe's brains', to fight the coming challenge from Asia". "If I go to China, and they jump on me with their ability to build quality... If they can get first hand information on what the world needs, they could wipe out Europe".
At 79, Colani shows no sign of slowing down. His recent projects included a sidestick controller for the Airbus A320, a gas-powered truck for Qatar, police uniforms, and a "logical and healthy (and nice looking)" shoe collection in Japan. Colani says he may get into more fashion work, a field which he regards as "even more stupid" than the other fields of design.
We asked Colani which is his 'favourite' amongst his past work. "All were advanced thinking in their time, but there is not one I love best, the focus is always on the child I am nursing at that time."
The exhibition 'Luigi Colani - Translating Nature' continues until June 17.
Design Museum website: www.designmuseum.org
Colani website: www.colani.de
Selasa, 29 Juni 2010
Galaksi Andromeda
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Galaksi Andromeda dengan nama lain Messier 31, M31, atau NGC 224 adalah salah satu galaksi di luar galaksi Bima Sakti yang dapat dilihat dengan mata telanjang, asalkan dilihat pada malam yang cerah, tanpa bulan dan tanpa polusi cahaya. Strukturnya mirip dengan galaksi Bima Sakti yaitu berbentuk spiral. Jaraknya sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Letaknya di langit adalah di belahan langit utara, sekitar 41 derajat di sebelah utara khatulistiwa langit, baik diamati sekitar bulan September, Oktober, November. Dengan mata telanjang, galaksi ini nampak seperti kabut tipis kecil di langit utara, tapi jika diamati dengan teropong yang dapat menampakkan bintang bintang redup di tepian galaksi Andromeda, ternyata ukuran Andromeda bisa lebih dari 7 kali diamter sudut bulan. Galaksi ini berisi sekitar 1 triliun bintang, dan bergerak mendekati Bima Sakti dengan kecepatan sekitar 300 km/detik.
Senin, 28 Juni 2010
Galaksi Raksasa dan Black Hole Tumbuh Bersama
Penelitian baru terhadap bagian jagad raya yang amat jauh telah membenarkan gagasan yang menyebutkan black hole dan galaksi-galaksi saling membantu pertumbuhan masing-masing melalui penggabungan yang maha besar.
Dalam salah satu penyelidikan, para peneliti mendapatkan bahwa galaksi-galaksi dan black hole-black hole tampaknya tumbuh terus selama terjadi proses kelahiran bintang-bintang. Observasi menunjukkan adanya hubungan erat antara kelahiran bintang (yang berarti pertumbuhan galaksi) dengan pertumbuhan black hole di beberapa galaksi yang pada jarak 10 milyar tahun cahaya dari Bumi.
Para astronom menduga hubungan itu merupakan hubungan timbal balik dimana penggabungan galaksi satu dengan galaksi lain telah memicu pembentukan bintang. Di lain pihak, proses itu sekaligus memberi "bahan bakar" bagi black hole untuk tumbuh karena ia juga mendapatkan lebih banyak materi untuk dihisap.
Hasil penelitian di atas semakin menambah bukti adanya kerjasama konstruksi yang pada akhirnya menghasilkan galaksi-galaksi raksasa berisi bintang-bintang tua dan didominasi black hole di pusatnya.
"Temuan ini memberi dukungan langsung pada teori yang mengaitkan adanya hubungan antara pertumbuhan galaksi-galaksi raksasa dengan black hole di dalamnya," kata pimpinan peneliti David Alexander dari Universitas Cambridge, yang menuliskan riset ini di journal Nature edisi 7 April.
Adapun galaksi-galaksi di atas diamati menggunakan teleskop submilimeter James Clerk Maxwell, sementara Observatorium Keck di Hawaii dipakai untuk menghitung laju pertumbuhan bintang. Para peneliti juga memanfaatkan teleskop ruang angkasa sinar-X Chandra guna mendeteksi gas panas di sekitar black hole - karena black hole sendiri tidak bisa dilihat - yang dapat dipakai untuk memperkirakan pertumbuhan lubang hitam itu.
Dua titik cahaya black hole yang dilihat memakai mata sinar-X teleskop Chandra
Hasilnya - yakni pertumbuhan galaksi dan perkembangan black hole - kemudian dibandingkan, dan ternyata hasilnya menunjukkan adanya hubungan erat.
Temuan ini cocok dengan simulasi komputer yang dibuat Tiziana Di Matteo dari Universitas Carnegie Mellon yang menunjukkan bahwa penggabungan galaksi akan membuat materi (dalam hal ini bintang-bintang dan objek lain) bergerak ke pusat sistem. Nah, materi ini akan menjadi makanan bagi black hole di situ, sehingga ketika galaksi menjadi besar karena penggabungan, black hole pun ikut membesar.
Hal yang sama terjadi ketika dua black hole bergabung. Energi yang dihasilkannya akan memberi bahan bagi pembentukan bintang-bintang karena banyaknya gas yang ditarik. Tidak semua gas akan terhisap dan sisa gas yang ada akan bisa menjadi materi pembentuk bintang.
Namun penggabungan galaksi sepertinya tidak banyak terjadi akhir-akhir ini. Walau begitu, dalam beberapa milyar tahun mendatang, galaksi Bima sakti kita diperkirakan akan bergabung dalam sebuah tabrakan besar dengan galaksi Andromeda. (space.com/wsn)
Dalam salah satu penyelidikan, para peneliti mendapatkan bahwa galaksi-galaksi dan black hole-black hole tampaknya tumbuh terus selama terjadi proses kelahiran bintang-bintang. Observasi menunjukkan adanya hubungan erat antara kelahiran bintang (yang berarti pertumbuhan galaksi) dengan pertumbuhan black hole di beberapa galaksi yang pada jarak 10 milyar tahun cahaya dari Bumi.
Para astronom menduga hubungan itu merupakan hubungan timbal balik dimana penggabungan galaksi satu dengan galaksi lain telah memicu pembentukan bintang. Di lain pihak, proses itu sekaligus memberi "bahan bakar" bagi black hole untuk tumbuh karena ia juga mendapatkan lebih banyak materi untuk dihisap.
Hasil penelitian di atas semakin menambah bukti adanya kerjasama konstruksi yang pada akhirnya menghasilkan galaksi-galaksi raksasa berisi bintang-bintang tua dan didominasi black hole di pusatnya.
"Temuan ini memberi dukungan langsung pada teori yang mengaitkan adanya hubungan antara pertumbuhan galaksi-galaksi raksasa dengan black hole di dalamnya," kata pimpinan peneliti David Alexander dari Universitas Cambridge, yang menuliskan riset ini di journal Nature edisi 7 April.
Adapun galaksi-galaksi di atas diamati menggunakan teleskop submilimeter James Clerk Maxwell, sementara Observatorium Keck di Hawaii dipakai untuk menghitung laju pertumbuhan bintang. Para peneliti juga memanfaatkan teleskop ruang angkasa sinar-X Chandra guna mendeteksi gas panas di sekitar black hole - karena black hole sendiri tidak bisa dilihat - yang dapat dipakai untuk memperkirakan pertumbuhan lubang hitam itu.
Dua titik cahaya black hole yang dilihat memakai mata sinar-X teleskop Chandra
Hasilnya - yakni pertumbuhan galaksi dan perkembangan black hole - kemudian dibandingkan, dan ternyata hasilnya menunjukkan adanya hubungan erat.
Temuan ini cocok dengan simulasi komputer yang dibuat Tiziana Di Matteo dari Universitas Carnegie Mellon yang menunjukkan bahwa penggabungan galaksi akan membuat materi (dalam hal ini bintang-bintang dan objek lain) bergerak ke pusat sistem. Nah, materi ini akan menjadi makanan bagi black hole di situ, sehingga ketika galaksi menjadi besar karena penggabungan, black hole pun ikut membesar.
Hal yang sama terjadi ketika dua black hole bergabung. Energi yang dihasilkannya akan memberi bahan bagi pembentukan bintang-bintang karena banyaknya gas yang ditarik. Tidak semua gas akan terhisap dan sisa gas yang ada akan bisa menjadi materi pembentuk bintang.
Namun penggabungan galaksi sepertinya tidak banyak terjadi akhir-akhir ini. Walau begitu, dalam beberapa milyar tahun mendatang, galaksi Bima sakti kita diperkirakan akan bergabung dalam sebuah tabrakan besar dengan galaksi Andromeda. (space.com/wsn)
Jumat, 25 Juni 2010
Mengenalkan M.G.I
Halo teman-temanku semua yang hebat, saya Samuel Nanda yang juga membuat blog GemiVora... Tapi kini saya bukan untuk membahas game, di blog ini saya akan membahas tentang ide-ide saya yang hebat menurut saya... karena saya ingin menjadi astronot, saya membuat grup scientist ini, nama dari grup saya adalah M.G.I, itu adalah singkatan dari "My Great Idea". Hebat kan...jadi kalau teman-teman ingin mengungkapkan idenya dan membahas sesuatu yang bersifat ilmiah...silahkan tulis di blog ini oke!!!
Salam Scientist
Samuel Nanda
Salam Scientist
Samuel Nanda
Langganan:
Postingan (Atom)